Kamis, 25 Juli 2013

Permen Karet Tertelan, Bahaya atau Tidak?

Pernah makan permen karet kan? tentunya pasti pernah. Saat masih kecil pun pernah dilarang makan permen karet karena jika tertelan akan tersedak dan bisa bikin mati. Klasik memang cara orang tua agar anaknya tidak mengkonsumsi permen karet. Namun perlu dipahami apa sebenarnya dasar dari mitos tersebut.

Permen karet adalah permen kunyah yang memiliki ciri khas yaitu dapat dibuat untuk mengembangkan gelembung. Warnanya beraneka ragam dan memiliki rasa tertentu. Biasanya permen karet bersifat lengket dan pada saat gelembung mengembang hingga batas tertentu, maka gelembung akan pecah dan bisa menempel di wajah. Namun terdapat pula permen karet yang bersifat tidak lengket dan cenderung disukai anak-anak.


Permen karet dibuat dengan bahan-bahan dasar seperti gum base, pelembut pemanis, serta penyedap dan pewarna alami maupun buatan. Gum base merupakan substansi dasar pada permen karet yang dapat dikunyah. Rosin dari tumbuhan bisa ditambahkan pula untuk meningkatkan tekstur permen karet. Pelembut umunya dibuat dari Minyak Sayur. Zat ini membuat permen karet tetap lunak dan mudah dikunyah sekaligus menjaga kelembabannya. Gula dan Pemanis Jagung juga ditambahkan untuk memberikan rasa manis. Berbagai rasa lazim dipakai untuk meningkatkan variasi rasa permen karet.

Sekilas, larangan menelan permen karet terasa masuk akal. Karena permen ini lengket dan bisa menempel seperti lem dan juga akan melekat di dalam tubuh dan tak bisa dikeluarkan saat buang air besar. Sebenarnya, permen karet dapat melewati saluran pencernaan dan terbuang di toilet sama seperti makanan lain. Pasalnya, sistem pencernaan kita sudah dirancang untuk melarutkan dan membuang apa yang kita masukkan lewat mulut. Terutama jika permen karetnya berbahan chicle. Seperti jenis protein lain, getah alami ini mudah dipecah oleh asam lambung. Kalaupun terbuat dari bahan sintetis, proses pencernaan permen karet terjadi dalam waktu beberapa jam, paling lama beberapa hari.


Dikutip dari situs ABC, dijelaskan mengenai perjalanan permen karet dari mulut hingga ke sistem pembuangan tubuh. Ketika Anda mengunyah, tubuh mempersiapkan diri untuk mencerna. Kelenjar ludahpun terangsang untuk menghasilkan air liur di mulut. Kandungan permen karet yang mudah larut, misalnya gula, dicerna oleh enzim. Namun, gum base yang tersisa sebagian besar tak tercerna. Dari mulut, permen karet turun ke kerongkongan dan masuk ke perut dengan gerak peristaltik yang diaktifkan oleh kegiatan mengunyah. Di sini, permen karet diaduk-aduk selama beberapa jam, lalu dipindahkan ke usus, dubur, dan akhirnya berakhir di Toilet.

Meskipun permen karet yang tertelan dapat dicerna di dalam perut dan dapat dibuang oleh saluran pencernaan, namun ahayanya jika permen karet yang tertelan besar atau permen karet yang kecil-kecil namun sering, bisa menimbulkan bahaya seperti dapat tersedak dan menghambat saluran pencernaan. Hal ini umumnya terjadi pada anak-anak karena anak-anak memiliki saluran pencernaan yang masih kecil dan belum memiliki mekanisme mengunyah dan menelan dengan baik serta belum memahami bahwa permen karet tidak boleh ditelan. Bagi orang dewasa sudah memiliki itu semua, sehingga permen karet tertelan oleh orang dewasa resikonya akan lebih kecil ketimbang anak-anak.

Jika anak mengalami sembelit setelah menelan permen karet, Anda bisa menceritakannya pada dokter saat berkunjung. Namun, jika gejalanya berupa ngiler, rasa tidak nyaman yang parah, serta muntah kuning atau hijau yang tak terkendali, segera bawa ia ke gawat darurat. Hal ini bisa mengindikasikan penyumbatan.

Ternyata memang benar mitos orang tua tentang larangan makan permen karet waktu kecil. Tiada salahnya orang tua memberikan pengertian terlebih dahulu sebelum memberikan permen karet kepada anaknya. Namun mencegah lebih baik ketimbang mengobati, jangan biasakan memberi anak makan permen karet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar