Pernah makan permen karet kan? tentunya pasti pernah. Saat masih kecil pun pernah dilarang makan permen karet karena jika tertelan akan tersedak dan bisa bikin mati. Klasik memang cara orang tua agar anaknya tidak mengkonsumsi permen karet. Namun perlu dipahami apa sebenarnya dasar dari mitos tersebut.
Permen karet adalah permen kunyah yang memiliki ciri khas yaitu dapat dibuat untuk mengembangkan gelembung. Warnanya beraneka ragam dan memiliki rasa tertentu. Biasanya permen karet bersifat lengket dan pada saat gelembung mengembang hingga batas tertentu, maka gelembung akan pecah dan bisa menempel di wajah. Namun terdapat pula permen karet yang bersifat tidak lengket dan cenderung disukai anak-anak.
Permen karet dibuat dengan bahan-bahan dasar seperti gum base, pelembut pemanis, serta penyedap dan pewarna alami maupun buatan. Gum base merupakan substansi dasar pada permen karet yang dapat dikunyah. Rosin dari tumbuhan bisa ditambahkan pula untuk meningkatkan tekstur permen karet. Pelembut umunya dibuat dari Minyak Sayur. Zat ini membuat permen karet tetap lunak dan mudah dikunyah sekaligus menjaga kelembabannya. Gula dan Pemanis Jagung juga ditambahkan untuk memberikan rasa manis. Berbagai rasa lazim dipakai untuk meningkatkan variasi rasa permen karet.
Sekilas, larangan menelan permen karet terasa masuk akal. Karena permen ini lengket dan bisa menempel seperti lem dan juga akan melekat di dalam tubuh dan tak bisa dikeluarkan saat buang air besar. Sebenarnya, permen karet dapat melewati saluran pencernaan dan terbuang di toilet sama seperti makanan lain. Pasalnya, sistem pencernaan kita sudah dirancang untuk melarutkan dan membuang apa yang kita masukkan lewat mulut. Terutama jika permen karetnya berbahan chicle. Seperti jenis protein lain, getah alami ini mudah dipecah oleh asam lambung. Kalaupun terbuat dari bahan sintetis, proses pencernaan permen karet terjadi dalam waktu beberapa jam, paling lama beberapa hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar